Kemarin hujan
turun lagi seharian
nampak bebutiran
menempel di jendela
mengalir seperti
garis telapak tanganmu
menerawang cinta mana
kelak menyusuri lekuk
nadimu hingga ke pipi
hingga ke hati
hujan jelma jadi bayangmu
yang pecah di atas kanopi
sedang di bawahnya seekor
kucing melingkar tidur
mendengkuri benak yang
berguling mundur
sekeping rindu mendadak
jatuh ke aspal jalan
melenting bebunyian
beradu riuh dengan
gemericik yang
kian memelan
yang lalu kupunguti
melontarkannya ke tungku
api matamu
menghangatku, menghangatmu
menghangat cengkrama rindu
memindah hujan kepada
perapian di
pendarmu itu
--
Malang, 24082010
Andi M E Wirambara
0 komentar:
Posting Komentar