Tanda tanya memanglah sebuah tanda tanya, ada kebingungan yang meliuk melengkungi kepala. Bongkah kealpaan turun dan memisah, menjadi bulatan yang menggelinding pasrah. Jauh ke berantah yang entah.

Ketika tanda tanya menjadi seraut panorama di balik jendela, ayunan daun-daun terbaca sebagai simbol keheranan yang melambai. Seperti pecahan-pecahan hati yang malu pada retakan batu, seperti tiap rindu yang rutin menderma bisu.

Dalam mitologiku, tanda tanya adalah buah ketidaksetiaan sunyi pada waktu, pada segerombolan usik yang rancu. Seperti mengajarkan hal sama pada Aprodhite, melipat malam bersama Ares mengkecamuk geram Hephaestus. Menyisa keluh. Peluh.

Hingga berantah panorama rindu, memutus sekat-sekat di otakku. Menyita jeda antar nafasku yang hanya berisi tanda tanya. Tentang kau, genangan tanda tanya yang membatu di degup manapun aku.