/1/
teruntukmu,
bidadari yang menyelendangkan sayap
di bahu hati


suatu ketika aku terbiasa mengoret puisi
dari helai rindu yang tergeletak di atas meja
ia merekah sinar, memijar kata
pun bisuku terbata
dimana siluetmu muncul di depan mata
dan mulailah
kususun satusatu
bait dari bulu mata yang jatuh ke pipimu
di lembar waktu

/2/
dari mata turun ke hati
dari kata meluncur ke hati
semua ke hati
pun hati tak goyah berpindah
mengalir pada rasa
selayak kau yang turun dari sesurga mimpi
di rintik pertama
langit hatiku
yang kerontang pun retakretak tanahnya

/3/
hai, bidadari
mau kuapakan selendang
yang telah meliliti hati ini?
yang tak mau untuk kucuci
sebab wanginya masih tertinggal
asal jangan kau ambil kembali saja

aku hendak meluap rasaku
pun kau telah mudah mengintipnya
dari nirwana tembus ke sudut hati
hanya bagaimana
jika kusebut namamu di sini,
arjuna pengawalmu mendatangiku
ke bumi?

perlukah kubunuh satusatu?
lalu kupatah tiang penyangga langit
agar kau jatuh bebas
pada pelukku?

/4/
kulipat kertas suratku
berbentuk pesawat terbang
untuk menyampai isinya padamu
menerbangkannya
ke kayangan tempatmu berada

(hanya aku heran,
mengapa pesawat ini justru terbang berbalik
mendarat ke jidatku? )


----
malang, 09 februari 2010
Andi M E Wirambara

Teruntuk Sang Dewi yang kupikirkan selalu