: teruntukmu kembali, berkali membelai hati

1/
kupikir aku jauh lebih bisa
perhatikan banyak simpulsimpul
pita yang melekati rambutmu
daripada kubaca laku
anak perempuan yang
menyiap tikar dan alat masak
menimang boneka dan
memainkan jemari pada bibir
boneka yang ia bilang adalah
anaknya meski selalu
masih ia tanya
" siapa ayahmu, nak? "

2/
mungkin seperti syair sapardi. dimana memang aku menghendakmu sederhana apa yang adanya. tiada perlu menyoal kau asmirandah, sophia latjuba, pun magdalena atau seleb wanita yang tinggal condongkan dada, lulus satu syaratnya ikut pilkada.

sebab justru tiada satu
mampu meniru kau
pemilik mata yang terus saja
genangi mataku
dengan rindu


3/
kemarin, entah kemarin kemarinnya lagi. aku baca berita soal satukomadelapan trilyun untuk gedung mereka yang bertitel wakil dari segala rakyat yang katanya miring tujuh derajat. hingga buat tiga derajat milik pisa, menelan ludahnya.

aku jadi hendak tahu, tentang seberapa miring sudah otakku. kala pikirkanmu sejak embun belum pecah, hingga malam menyisa nafasnya. dan tiada hari tanpa itu?

4/
mungkin aku perlu berbahagia telah temui kau yang semula, kukira bidadari. sebab sementara tak perlu kucari sesungguh yang disebut bidadari, dengan meledak tubuh. pun andai tak kulakukan itu, mungkin telah kau lihat mayatku melambai tangan di atas tandu. dari televisi dan korankoran dunia.

5/
dan kututuplah dahulu segala
peristiwa baku yang membatas aku
rajutkanmu balut romansa
yang biasa lahir dari jemari
kusebut puisi

serupa kau
tiada sadar mencipta
senyum liontin yang lingkari
jenjang hati



=====
Malang, 15052010
Andi M E Wirambara