Bocah lima tahun itu tengah digantikan bajunya oleh sang ibu, hendak pergi bermain. Mengembun air mata sang ibu, menatap polos anaknya. Betapa ia banggakan buah hatinya ini. Miris, suaminya tak pernah kembali sejak pertengkaran dua tahun lalu. Terpaksa ia bekerja sebagai tukang cuci. Anaknya selalu ia titipkan, nyaris tak pernah dia urus. Namun perhatiaannya tiada pernah luntur.

Ia kecup kening anaknya. Menyalur harapan dan doanya. Bocah itu membalas, lalu beranjak.

Bocah itu lalu mengambil sepeda roda empatnya, mengenjot hingga bengkel depan rumah, duduk bersama sekelompok preman muda. Mengambil benda kecil dari sakunya, memantik ujungnya dengan api.

Asap mengepul dari mulutnya.



-
palangkaraya, 22042010
Andi M E Wirambara