Di tengah kebun teh
Kau bisikkan kata
Mengalun bersama angin
Semilir hijaunya daun
Aroma hangat sebelum diseduh

Sejuk belai helai rambutmu
Kala embun masih terlihat berkepul
Kau bersimpuh memeluk lutut
Manis berkalung syal lembut

Terik mentari masih mengendus endus bumi
Dan dingin masih memeluk
Bibirmu merona
Saat ucapmu sedikit gemetar
Sedikit menggigil

Matamu menyipit tapi berbinar
Aku tersenyum
Mengerti
Kau masih mengantuk

Tak lama
Kau berpulas
Di pundakku
Bersama lalu lalangnya pemetik teh yang ramah menyapaku