tanyakan
bagaimana sekutip perih
merajam kuntum pilu yang tertatih
bukan
pula seonggok hati di jemarimu
masih berdenyut lemah
memintamu kembalikannya padaku, sebab
itu milikku
temaram mengosong kelam
dan aku
sudah berkalikali mati
hatiku lemas, tanpa hentak dalam genggam
terkulai, mengabur tatap matamu yang mengendus tajam
mengapa
tak sekalian nyawaku
kau cuil dan sembunyikan di balik saga?
mudah bagimu
hantar ruhku pada barzah kelu
: lalu biarkan mayatku menarinari di bibirmu
0 komentar:
Posting Komentar