tanyakan 
bagaimana sekutip perih 
merajam kuntum pilu yang tertatih 
bukan 

pula seonggok hati di jemarimu 
masih berdenyut lemah 
memintamu kembalikannya padaku, sebab 
itu milikku 

temaram mengosong kelam 
dan aku 
sudah berkalikali mati 
hatiku lemas, tanpa hentak dalam genggam 
terkulai, mengabur tatap matamu yang mengendus tajam 

mengapa 
tak sekalian nyawaku 
kau cuil dan sembunyikan di balik saga? 
mudah bagimu 
hantar ruhku pada barzah kelu 
: lalu biarkan mayatku menarinari di bibirmu