masih menitik gelinang kenang pada
gelisah yang angkuh terpanjang
tak aku, tak pula dedaunan
belum jua usai menghitung tetes hujan
pun pucuk jemari tergelayut bening
butir hujan, manja tanpa lelagu yang
mengabar hati
mengabar kata
menjabar katahati
melahir asa demi asa yang aku
pula dedaunan rajut menjadi selimut
menghangat dari beku rerindu akut
dan membuta
hingga pagi
hingga pagibuta
----
Malang, 28072010
Andi M E Wirambara
0 komentar:
Posting Komentar